Kamu pasti pernah bilang begini ke diri sendiri “Nanti deh nabungnya, bulan depan aja.” Tapi begitu lihat promo flash sale, tangan langsung gatal klik checkout. Menariknya, fenomena ini bukan hanya soal lemahnya niat. Ada alasan psikologis, sosial, bahkan biologis kenapa kita lebih mudah mengeluarkan uang daripada menyimpannya.
Otak Kita Didesain untuk Kepuasan Instan
Manusia pada dasarnya punya kecenderungan untuk mencari kebahagiaan cepat. Saat kita belanja, terutama barang yang diinginkan, otak mengeluarkan hormon dopamin yakni zat kimia yang memicu rasa senang dan puas.
Dopamin ini bekerja seperti hadiah instan. Jadi begitu kamu menekan tombol beli, ada perasaan bahagia seketika, meski hanya sesaat. Sementara, menabung memberi hasil tertunda. Kamu tidak langsung merasakan manfaatnya hari itu juga.
Akibatnya, secara alami otak lebih memilih aktivitas yang memberikan sensasi cepat alias belanja. Itu sebabnya menabung sering terasa membosankan dan tidak memberi rasa puas langsung.
Coba ubah cara berpikir dengan memberi hadiah kecil saat berhasil menabung. Misalnya, setiap berhasil mencapai target tabungan mingguan, izinkan diri beli kopi favorit. Jadi, kamu tetap dapat dopamin namun dari kebiasaan finansial yang sehat.
Efek Sosial dan Tekanan Gaya Hidup
Kita hidup di era di mana gaya hidup sering jadi ukuran kesuksesan. Media sosial menampilkan pencapaian, liburan, outfit, atau gadget terbaru yang membuat kita ingin “tidak ketinggalan.”
Padahal, menurut survei dari Global Financial Wellness Index, lebih dari 60% generasi muda merasa tekanan sosial membuat mereka sulit menabung. Mereka cenderung menggunakan uang untuk menjaga citra atau kebersamaan sosial, bukan kebutuhan utama.
Contohnya: ikut nongkrong di kafe mahal karena takut dibilang tidak gaul, atau beli pakaian baru biar cocok untuk OOTD. Hal-hal kecil ini bisa membuat saldo cepat terkuras tanpa terasa. Buat batasan sosial yang sehat. Tidak semua tren harus diikuti. Coba terapkan prinsip “spend with purpose” belanja boleh, asal punya nilai dan manfaat jangka panjang.
Ilusi Masih Ada Gaji Bulan Depan
Fenomena lain yang bikin kita boros adalah future optimism bias. Keyakinan bahwa keuangan bulan depan akan lebih baik. Akibatnya, kita merasa aman menghabiskan uang sekarang karena yakin nanti bisa menggantinya.
Masalahnya, prediksi ini sering terlalu optimis. Tagihan datang, kebutuhan meningkat, dan akhirnya kita tidak pernah punya ruang untuk menabung.
Terapkan sistem “auto save.” Begitu gaji masuk, langsung sisihkan minimal 10% ke rekening tabungan atau deposito. Dengan begitu, kamu menabung tanpa perlu memikirkan “nanti.”
Belanja Jadi Cara Pelarian Emosional
Pernah kamu belanja karena stres, bosan, atau patah hati? Ini disebut emotional spending. Aktivitas belanja menciptakan rasa kontrol dan kebahagiaan semu yang menenangkan, meski hanya sementara.
Sayangnya, efeknya mirip seperti makan junk food saat stres. Memang menenangkan sesaat, tapi bisa berujung penyesalan setelah melihat saldo rekening.
Saat ingin menghibur diri, ganti dengan aktivitas lain yang menenangkan tapi tidak menguras uang. Misalnya olahraga ringan, journaling, atau menonton film di rumah.
Kurangnya Tujuan Finansial yang Jelas
Menabung tanpa tujuan sering terasa hampa. Otak manusia butuh alasan konkret untuk mempertahankan kebiasaan jangka panjang.
Kalau kamu hanya menabung karena harus, kamu akan mudah tergoda untuk mengambilnya lagi. Tapi kalau tujuannya jelas, misalnya liburan ke Jepang, dana darurat, atau DP rumah. Kamu akan lebih termotivasi untuk mempertahankannya.
Buat goal visual board atau tulis target finansial di tempat yang sering kamu lihat, seperti wallpaper ponsel. Setiap kali tergoda belanja, lihat kembali tujuanmu. Ini bisa jadi pengingat yang kuat untuk tetap disiplin.
Kebanyakan orang gagal bukan karena tidak mampu, tapi karena tidak mulai dari hal kecil. Kalau kamu merasa menabung terasa berat, mulailah dengan menyisihkan nominal kecil secara otomatis. Lama-lama, otak dan keuanganmu akan terbiasa dengan pola baru yang lebih sehat.
Kalau kamu ingin naik level dari sekadar nabung biasa, pertimbangkan deposito online. Berbeda dengan tabungan reguler, deposito menawarkan bunga lebih tinggi dan bisa disesuaikan jangka waktunya 1, 3, atau 6 bulan. Cara ini efektif melatih disiplin finansial karena dana tidak bisa diambil sewaktu-waktu.
Kini, banyak bank dengan layanan digital yang menawarkan deposito online mulai dari Rp100 ribu dengan bunga kompetitif dan pencairan fleksibel lewat aplikasi. Jadi, daripada uang terus mengalir karena checkout impulsif, lebih baik dialirkan ke deposito jangka pendek bunga menarik.
Kamu bisa membuka Deposito WOW di neobank dari Bank Neo Commerce dengan modal mulai dari Rp100.000 saja. deposito jangka pendek bunga menarik tenornya fleksibel sesuai kebutuhan, mulai dari 7 hari hingga 12 bulan. Yuk, mulai perjalanan investasimu dengan Deposito WOW di neobank.
Download neobank di PlayStore dan App Store dan buka Deposito WOW. Dapatkan keuntungan deposito sekarang!
Kunjungi link Deposito WOW untuk tahu info lengkap serta syarat & ketentuan terbaru mengenai Deposito WOW,
***
PT Bank Neo Commerce Tbk berizin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia (BI), serta merupakan bank peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).



